Rabu, 16 April 2014

Sejarah Tsunami Aceh 2014 04 16

Assalamualaikum wr.wb
Aceh siapa sih yang ga tau aceh, kalo emang ga tau ayo simak blog ini agar tau gimana sejarah dan keeksotisan aceh itu , cekidot.
Aceh berdiri sekitar abad ke-16, Kerajaan Aceh Darussalam yang dibangun pada hari Jum'at, tanggal 1 Ramadhan 601 H ( 22 April 1205 M) yang dibangun oleh Sultan Johan Syah setelah berhasil menaklukkan Kerajaan Hindu/Budha Indra Purba dengan ibukotanya Bandar Lamuri .
 

(Letak Kota Aceh, sumber : Google)
Sedangkan Istananya dibangun di tepi Kuala Naga (kemudian menjadi Krueng Aceh) di Kampung Pande sekarang ini dengan nama "Kandang Aceh". Dan pada masa pemerintahan cucu Sultan Alaidin Mahmud Syah, dibangun istana baru di seberang Kuala Naga (Krueng Aceh) dengan nama Kuta Dalam Darud Dunia (dalam kawasan Meligoe Aceh atau Pendopo Gubernur sekarang) dan beliau juga mendirikan Mesjid Djami Baiturrahman pada tahun 691 H.
Wisata dan Sejarah Keajaiban Mesjid Raya Baiturrahman
Kalo ngomongin tentang Mesjid Raya Baiturrahman pasti langsung mikir nya ke Tsunami. yaa.
TSUNAMI yang terjadi di Aceh pada 26 Desember 2004 silam merupakan peristiwa bersejarah paling kelam sepanjang abad 20. Bencana dahsyat itu telah menewaskan lebih dari 160.000 jiwa. Semua warga Aceh belum bisa melupakan peristiwa besar ini.
Banyak cerita nyata yang terselip bahkan tak bisa diterima logika. Satu dari sekian banyak cerita nyata itu adalah Masjid Baiturrahman .
Keganasan tsunami Aceh tidak membuat Mesjid ini hancur, mesjid ini tetap berdiri kokoh meski tsunami telah memporak-poranda kan Aceh kondisi di sekitar masjid itu sudah bak lautan. Ketinggian air mencapai 3 meter akibat hempasan gelombang tsunami. Sementara disudut kota lainnya, mayat mulai berserakan, mobil hanyut terbawa air dan bangunan porak-poranda .

(Foto ketika kejadian Tsunami Aceh, Sumber : Google)
Subhanallah Sungguh, memang benar kekuasaan ALLAH S.W.T telah ditampakan olehnya dengan berbagai cara, diantaranya melalui Musibah Bencana Alam ini.
Walau akibat gempa itu meninggalkan beberapa keretakan di dinding masjid, hal itu tidak mengurangi keindahan dan keunikan masjid kebanggan warga Aceh ini. Bahkan, ketika Republika mengunjungi masjid ini setahun pascatsunami, sisa-sisa keretakan masih ada. Namun, hal itu dijadikan warga sebagai bentuk peringatan agar senantiasa mengingat kebesaran Tuhan.
Banyak mayat-mayat yang terhampar di perkarangan masjid. Saat itu ada sekitar 200 mayat yang disemayamkan dalam satu hari sebelum diambil oleh petugas kemanusiaan. Sejak saat itu, kisah masjid Raya Baiturrahman yang tak hancur dihempas tsunami terdengar kemana-mana. Traveler pun bisa datang ke masjid ini dan melihatnya dari dekat.
Siapa pun boleh datang ke Masjid Raya Baiturrahman. Pihak masjid menyediakan baju jubah, supaya dapat dipakai pengunjung dan terlihat sopan .
Dilihat dari sejarah, Masjid Raya Baiturrahman ini mempunyai nilai yang tinggi bagi rakyat Aceh, karena sejak Sultan Iskandar Muda sampai sekarang masih berdiri megah di tengah jantung kota Banda Aceh. Mesjid Raya ini mempunyai berbagai fungsi selain shalat, yaitu tempat mengadakan pengajian, perhelatan acara keagamaan seperti maulid Nabi Besar Muhammad SAW, peringatan 1 Muharram, Musabaqah Tilawatil Qur’an (yang baru selesai MTQ Telkom-Telkomsel Nasional), tempat berteduh bagi warga kota serta para pendatang, salah satu obyek wisata Islami.
Waktu gempa dan tsunami (26 Desember 2004) yang menghancurkan sebagian Aceh, mesjid ini selamat tanpa kerusakan yang berarti dan banyak warga kota yang selamat di sini. Kawasan/lingkungan mesjid ini juga dijadikan kawasan syariat Islam, jadi sebaiknya kita jaga dan jangan dikotori oleh perbuatan-perbuatan yang melecehkan mesjid serta melanggar syariat Islam.

(Gambar Mesjid Raya Baiturrahman sekarang, sumber : Google)
Kalo kalian mau berwisata ke Aceh jangan lupa mampir ke Mesjid Raya Baiturrahman.
Anda bisa memilih ingin menggunakan alat transportasi apa untuk menuju ke masjid kesultanan ini. Bisa menggunakan kendaraan pribadi, dan juga bisa menggunakan kendaraan umum. Seperti angkutan kota atau angkot yang juga sering disebut dengan labi-labi atau sodako oleh masyarakat Aceh.
Jika anda menggunakan kendaraan pribadi, anda bisa dengan mudah menemukan lokasi dari Masjid Raya Baiturrahman ini, karena lokasi nya terletak di pusat kota Aceh. Ada baiknya anda melewati jalan diponegoro, karena dengan melewati jalan ini, anda bisa dengan mudah menemukan lokasi Masjid Raya Baiturrahman.
Anda tinggal lurus saja mengikuti jalan diponegoro ini sampai anda menemukan simpang 4 antara jalan diponegoro, jalan tentara pelajar, dan jalan tengku chik pante kulu.
Setelah anda menemukan simpang 4 tersebut, anda sebaiknya belok ke arah kanan atau masuk ke jalan tengku chik pante kulu. Lalu, anda tinggal lurus saja mengikuti jalan hingga menemukan Masjid Raya Baiturrahman ini.
Jika anda menggunakan kendaraan umum, anda bisa memilih ingin menggunakan angkot atau yang sering disebut labi-labi oleh masyarakat Aceh ini. Karena letaknya di pusat kota, jadi cukup banyak labi-labi yang melintasi daerah masjid ini. Diantara nya labi-labi jurusan Terminal Keudah – Keutapang Dua, Terminal Keudah – Ajun, Terminal Keudah – Lampeuneurut, Terminal Keudah – Lhoknga, Terminal Keudah – Ulee Lheu.
Semua labi-labi dengan jurusan diatas melewati lokasi dari masjid ini. Ongkos yang harus anda keluarkan untuk membayar labi-labi yang telah mengantarkan anda ke lokasi masjid ini sebesar Rp 2.000*) untuk pelajar dan mahasiswa, Rp 4.000*) untuk penumpang umum.
Selain itu kalian juga wajib mengunjungi  Museum Tsunami Aceh
 

(Museum Tsunami Aceh, sumber : Google)
Museum Tsunami Aceh dibangun untuk mengenang sekaligus pusat Informasi mengenai bencana Tsunami yang melanda Aceh pada 26 Desember 2004 silam, desainnya sangat bangus. Museum ini hanya berjarak lebih kurang 1 Km dari Masjid Baiturrahman, dan untuk masuk ke dalam Museum kalian tidak perlu membayar alias gratis. Tapi ingat, kalau membawa tas wajib di titipkan ya di tempat yang telah disediakan, dijamin aman kok. Di Museum ini kamu bisa melihat apa-apa saja yang pernah terjadi saat perisitwa Tsunami.
Dan ada Juga Rumah Cut Nya Dien.

(Foto Rumah Cut Nya Dien, Sumber : Google)
Cut Nya Dien adalah seorang revolusioner wanita Indonesia dari Aceh. Rumah adalah replika dari Cut Nyak Dhien pahlawan House, dari Perang Aceh. Pasukan kolonial membakar rumah tapi replika dibangun kemudian. Ini rumah di Lam Pisang, sekitar 6 km dari Banda Aceh dan sekarang adalah sebuah museum. Rumah di Desa Lampisang, Kecamatan Lhok Nga, Kabupaten Aceh Besar. Meskipun Lhok Nga adalah hit wilayah terburuk tsunami, Tjut Nyak Dhien Rumah selamat. Anak perempuan dari kepala suku, Tjut Nyak Dhien bergabung dengan perang melawan penjajah Belanda pada tahun 1875.
Lalu Gunongan .

(Foto Gunongan , sumber : Google)
Gunongan merupakan sebuah bangunan peninggalan Sultan Iskandar Muda (1608-1636) untuk permaisurinya Putri Phang.Menurut sejarah, Putri Phang selalu merasa rindu akan kampung halamannya, Pahang - Malaysia. Sultan kemudian mengetahui bahwa kegusaran permaisurinya itu karena di Pahang Istana sang putri dikelilingi oleh perbukitan dimana permaisuri dapat bermain, namun disini tidak.
Lalu Sultan membangun sebuah gunung buatan yaitu Gunongan dimana permaisuri dapat memanjatinya. Begitu bangunan ini siap, permaisuri menjadi berbahagia dan lebih banyak menghabiskan waktunya disini terutama pada saat matahari akan tenggelam. Gunongan terletak dalam sebuah komplek di Jl Teuku Umar Banda Aceh, dimana daerah tersebut luput dari keganasan Tsunami.
Tidak ketinggalan pesona keindahan pantai Cermin (Ulee Lheue)

(Sunset Ulee Lheue froom Google)
Satu kawasan di Banda Aceh yang paling nikmat untuk menunggu matahari terbenam adalah di Ulee Lheue. Kawasan yang selalu ramai setiap menjelang senja ini memang selalu menjadi pilihan utama warga sekitar untuk menghabiskan waktu di sore hari. Selain sunset, sepanjang jalan menuju Pelabuhan Ulee Lheue berderet lapak penjaja makanan ringan semacam jagung bakar, sate, dan pulut bakar. Dengan lanskap perbukitan yang terhampar di seberang lautan, menyaksikan indahnya sunset di Ulee Lheue akan menjadi pengalaman yang tak terlupakan ketika berkunjung ke Banda Aceh.
Setelah di pantai Ulee Lheeue ada juga kuburan massal Ulee Lheeue .
 
Kuburan Massal Ulee Lheue merupakan salah satu kuburan massal korban tsunami Aceh pada tahun 2006 yang silam. Kuburan massal ini terletak tidak jauh dari pusat kota Banda Aceh.
Dan ada lagi Kapal Boat di atas rumah Lampulo . wah benar-benar unik ya wisata yang ada di aceh .

(Foto kapal Boat Di Atas Rumah Lampulo, sumber : Google)
Boat nelayan yang bertengger di atas pertapakan rumah warga itu, sebagai salah satu bukti sejarah tentang dahsyatnya musibah pada Minggu, 26 Desember 2004, diyakini bisa menarik perhatian wisatawan.
Peresmian itu ditandai dengan dibukanya selebung oleh Wakil Walikota Banda Aceh Illiza Saaduddin Jamal di sela doa bersama warga mengenang enam tahun tsunami di Lampulo, Banda Aceh.
Ada juga nih Lapangan Blang Padang

(Lapangan Blang Padang, sumber : Google)
Lapangan ini merupakan salah satu saksi bisu dari peristiwa tsunami pada tahun 2004 lalu. Lapangan imi banyak di manfaatkan warga Banda Aceh untuk melakukan aktifitas di pagi dan sore hari, yaitu untuk berolahraga.
Wah ini juga tidak kalah menarik nih Monumen Kapal PLTD Apung

(Foto Monumen Kapal PLTD Apung, sumber Google)
Monumen Kapal PLTD Apung – Situs kapal tongkang besar PLTD (Pembangkit Listrik Tenaga Diesel) apung ini merupakan saksi bisu sejarah terjadinya tsunami yang melanda banda aceh tahun 2004 silam.
Kapal dengan berat bobot 2600 ton,memiliki panjang 63 meter dan luas 1.900 meter persegi ini terseret ke daratan sejauh 5 KM akibat sapuan gelombang tsunami yang membuatnya terdampar di daerah Gampong Punge Blang Cut Kota Banda Aceh, sampai sekarang lokasi terdamparnya kapal PLTD apung ini tetap dipertahankan oleh pemerintah setempat untuk dijadikan kawasan wisata sejarah.
Dan Anda jangan lupa mampir ke Taman Wisata Kuliner

(Foto Taman Kuliner, sumber : Google)
Didepan kuburan massal Ulee Lhueu ini, ada lokasi menarik yang pas di kunjungi bersama dengan anak-anak. Sambil menikmati jagung bakar, kita juga bisa memancing di area ini. Selain itu, Taman Kuliner ini adalah akses dimana warga yang ingin berangkat ke atau dari Pulo Aceh. Menggunakan kapal yang sudah disediakan kita bisa menuju Pulo Aceh yang tak jauh juga dari Banda Aceh ini.
Semoga aja kita bisa berkunjung ya ke Daerah Aceh ini, sekian dulu dari blog saya wassalamualaikum wr.wb